Elsa ![]() Bigfoots! ![]() Credits! ![]()
| Olimpiade di Jakarta part I Halo semuanyaaaa! Gimana, nih kabar kalian? Maaf, ya, Elsa jarang post di Blog. Gara modem habis, nih. Jadi, sebagai permintaan maaf, Elsa akan memberi kalian... CERBUNG. Oke, deh, langsung aja, yaaa....
Setelah masuk kelas V D, aku memiliki
jadwal yang benar-benar padat. Itu karena Pak Sugito selalu mewakiliku untuk
beberapa olimpiade. Diantaranya matematika, komputer, bahasa inggris, dan
melukis.
Salah satu olimpiade yang paling
berkesan bagiku adalah saat olimpiade di Jakarta. Olimpiadenya bernama ‘English, Science, Math, ISMUBA, and Computer
(ESMIC)’ . Itu adalah olimpiade sekolah-sekolah Muhammadiyah se-Indonesia. Aku
akan mengikuti lomba komputer.
Perjalanan olimpiade kami benar-benar
seru. Kami bertemu dan berkenalan dengan teman-teman nusantara, belajar
bersama, sampai bertemu artis saat kami balik lagi ke Bali. Wah, wah … siapa,
ya? Makanya, ayo kita baca!
Sore itu, kami berkumpul di SD Muhammadiyah
1 Denpasar, sekolah. Kami akan diabsen lebih dahulu. Selain murid dari SD
Muhammadiyah 1, ada juga SD Muhammadiyah 2, SD Muhammadiyah 3, dan SD
Muhammadiyah 4.
“Baik, semuanya sudah. Kita bisa
berangkat, pak,” Ujar Bu Fitri, guru budi pekerti kepada Kepsek SD Muhammadiyah
1 Denpasar, Pak Choliludin.
“Baik, anak-anak. Kita naik bemo,
tetapi harus beris yang tertib dan menyeberang dulu, ya,” Pinta Pak Choliludin.
“Baik, pak,” Jawab kami semua.
Setelah itu kami menyeberang, kemudian menaiki bemo.
“Dadaaah!” Kami melambaikan tangan
kepada orang tua kami.
“El, kamu punya keluarga enggak di
Jakarta?” Tanya Nurul. Masih ingat Nurul, kan? Yap, si ‘peringkat satu’ saat
penyisihan kelas.
“Ada. Tante Angel, Om Wedi, terus …
keluarga dari sepupuku, Alia,” Jawabku. Hihihi … namanya sama dengan adikku,
ya.
“Oh …,” Nurul ber-oh saja. Kemudian,
kami tidak bercakap-cakap lagi. Aku sibuk SMS-an dengan Tsamara. Nurul melihat
pemandangan sambil memakan snack-nya.
Di Kuta ….
“Kok, aku merasa dari tadi kita tidak
berjalan, ya?” Tanyaku.
“Kita kena macet, El.” Jelas Pak
Sugito yang berada di sebelahku.
“Kalau kita terlambat check in bagaimana?” Sahut Nurul
khawatir. Aku menatap jam.
“Tidak apa-apa, Nurul. Check in itu paling lambat 30 menit,”
Ujarku menenangkan. Beberapa menit kemudian, akhirnya kami bebas dari ‘samudera
klakson, asap, mobil, dan motor’.
“Fiuh, akhirnya enggak kena lagi deh,”
Nurul melepaskan napas lega. Aku mengangguk, kemudian meminta izin untuk
meminta keripik singkongnya. Nurul mengiyakan.
Beberapa menit kemudian ….
“Nurul, lihatlah! Kita sudah sampai,”
Sahutku sambil menjulurkan leherku. “Kita sudah sampai di Bandara Internasional
I Gusti Ngurah Rai!”
“Iya!” Sahut Nurul sambil melihat
pemandangan di kaca sebelahnya. Segeralah kami turun dari bemo, check in,
kemudian menunggu pesawat.
“Nurul, kita membaca buku dulu, yuk,”
Ajakku kepada Nurul sambil menunggu pesawat.
“Ayo,” Jawab Nurul. Aku dan Nurul
mengambil buku sesuai bidang lomba kami di dalam koper. Kata Pak Sugito, lebih
aman dibawa saja. Karena aku memang membawa netbook.
O, ya, Nurul itu mengikuti lomba
matematika. Selain kami berdua, ada dua anak juga yang mewakili SD Muhammadiyah
1 Denpasar. Yaitu Robby di Sains, dan Akbar di English.
“Anak-anak, pesawatnya sudah sampai,”
Sahut seorang guru dari SD Muhammadiyah 2 Denpasar. Kami segera bersiap-siap
kemudian berbaris. Guru tadi memberikan tiket-tiket pesawat kepada kami.
“Ayo, Nurul. Let’s go!” Sahutku kepada
Nurul yang di belakangku sambil menarik koperku.
Bersambung....
Label: karya, sekolah, tulis menulis |